Trenggalek - Capaian Kontingen Kabupaten Trenggalek yang finis diperingat 38 atau menjadi juru kunci di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII 2022, mendapat tanggapan beragam dari publik.Tak terkecuali dari mantan Ketua KONI Trenggalek, Tri Santoso.
Menurut Tri sapaan akrabnya, capaian kontingen Kabupaten Trenggalek yang menduduki posisi juru kunci sangat sulit dipercaya.Apalagi beberapa cabang olahraga (Cabor) unggulan gagal penuhi target meraih medali emas." ini seharusnya tidak boleh terjadi dan bisa dijadikan pelajaran berharga untuk Porprov berikutnya, " ucapnya, " Minggu (3/7/2022).
Tri menuturkan, pada Porprov VI tahun 2019 kontingen Kabupaten Trenggalek menduduki peringkat 25 dengan peolehan 5 medali emas, 4 perak dan 12 perunggu.Total poin 37.Sedangkan sekarang memperoleh 3 medali emas, 4 perak dan 8 perunggu.Total nilai 28.
" Sangat disayangkan dua cabor unggulan, yakni sepak takraw dan panahan gagal mempertahankan medali emas, " imbuhnya.
Selanjutnya, Tri menyampaikan, jika dirinya tidak bermaksud membadingkan capaian kontingen Kabupaten Trenggalek di era kepemimpinannya.
" Kita tidak perlu mencari siapa yang salah.Yang penting untuk Porprov mendatang bisa lebih baik hasilnya, " ungkapnya.
Sementara itu, Sekertaris Umum KONI Trenggalek, Hariyanto Sutrasman menyebut, salah satu penyebab anjloknya prestasi beberapa cabor, karena persiapannya kurang optimal.
" Olahraga tidak bisa dilakukan secara instan.Kalau dadakan hasilnya pasti mengecewakan.Terbukti kita kehilangan beberapa medali emas, " tuturnya.
Sutras menerangkan, ada beberapa cabor yang gagal memenuhi target, yaitu sepak takraw, panahan, tenis meja, petanque dan paralayang.
Sedangkan cabor yang penuhi target, antara lain silat, senam, catur dan angkat berat.
" Ada cabor baru yang diikuti dan gagal penuhi target, misalnya futsal putri dan bola tangan, " tutupnya (ags).